Rabu, 02 September 2015


Kita tentu mengenal sosok Sukarno sebagai orang yang membacakan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 atau yang kita kenal sebagai proklamator.
 
Dalam perjalanan sejarah hidupnya, ternyata Sukarno juga dikenal sebagai sosok yang mampu melakukan apapun demi meraih ambisi pribadinya termasuk mengorbankan rakyat maupun teman seperjuangan sendiri. Sebagai sosok yang dikenal ingin praktis dan taktis, Sukarno juga terkesan mampu meyakinkan orang lain untuk memberikan sesuatu yang instan tanpa merasa perlu menunggu lama dengan proses yang bertele-tele.
Sukarno mampu melakukan teatrikal lewat tangis dihadapan Teuku Daud Beureuh dalam mendapatkan bantuan material yang instan. Sukarno juga mampu meyakinkan para raja-raja seantero nusantara dalam pengumpulan dana bagi terwujudnya pembangunan Indonesia yang baru merdeka. Sukarno juga mampu meyakinkan beberapa pengusaha nasional dalam pengumpulan dana dan emas dalam proyek ambisius Monumen Nasional. Namun berkali-kali juga Sukarno melupakan kebutuhan rakyat Indonesia dalam pemenuhan pangan dan kesehatan. 

Inilah 9 Dosa Terbesar Sukarno Kepada Rakyat Indonesia. Silahkan dibaca baik-baik secara cermat.

1. Menjadi Kolaborator Jepang untuk Indonesia.
Demi menjaga penampilannya yg selalu tampil Modis & Gaya, Sukarno tega menyerahkan rakyat Indonesia untuk menjadi tenaga Romusha & Jugun Ianfu (Pemuas Nafsu Birahi Tentara Jepang).

2. Menyetujui isi Perjanjian KMB.
Hanya karena ingin segera dpt berkuasa dgn tenang & kondusif, Sukarno rela memerintahkan Bung Hatta untuk menyetujui seluruh poin yg diminta Belanda dlm Perjanjian KMB termasuk mengambil alih Hutang Perang Belanda sejak 1942-1949. Isi perjanjian KMB jelas-jelas merugikan Bangsa Indonesia & ditentang banyak kalangan.

3. Menerbitkan Dekrit Presien 1959.
Demi memperluas & memperkuat Kekuasaannya, Sukarno menerbitkan Dekrit Presiden 1959 dgn dalih bahwa Badan Konstituante telah gagal lalu membubarkannya dan mengganti dengan orang-orang ditinjuk langsung oleh Sukarno. Dekrit 1959 jelas-jelas membunuh Roh Demokrsi & bertentangan dgn Pancasila & UUD45.

4. Mengijinkan PKI untuk kembali terlibat dlm Perpoltikan Indonesia.
Walau telah terbukti melakukan pemberontakan ditahun 1948, Sukarno masih memberi kesempatan pada PKI untuk berkiprah kembali bahkan menjadikannya sayap bagi kelanggengan Kekuasaannya.

5. Menolak Pemilihan Presiden yg diamanatkan UUD45 ditahun 1955.
Sukarno menolak permintaan Bung Hatta untuk melakukan Pemilihan Presiden & Wakil Presiden pasca Pemilu Legislatif ditahun 1955 karena takut Kalah. Diketahui bahwa suara perolehan PNI tdk mencapai 30% suara. Inilah alasan Bung Hatta meninggalkan Sukarno karena tdk ingin menempati jabatan yg bertentangan dgn UUD45.

6. Memberi Perintah pada Kol. Untung untuk memberi pelajaran pada Perwira AD yg dianggap tdk Loyal,
Hanya karena sakit hati karena diberi pasukan yg bukan merupakan pasukan Elit dikesatuannya & sering membangkang Kebijakannya, Sukarno tega memerintahkan Kol. Untung untuk memberi pelajaran pada para Jenderal TNI AD. Seperti diketahui, TNI AL menyerahkan KKO, TNI AU menyerahkan PGT & Kepolisian menyerahkan Brimob yg merupakan pasukan Elit dikesatuan mereka untuk menjadi bagian pasukan Cakrabirawa, sementara TNI AD menyerahkan pasukan Banteng Raiders sbg bagian pasukan Cakrabirawa bukan menyerahkan RPKAD yg merupakan pasukan Elit di AD.
7. Tidak pernah menghormati & menghargai 7 Pahlawan Revolusi.
Sukarno tdk pernah sekalipun mengapresiasi & rasa empaty atas nasib ke 7 perwira TNI AD yg dibantai di Lubang Buaya. Sukarno malah menganggap kematian ke 7 perwira AD dengan sangat-sangat sepele, “seperti riak kecil ditengah samudera”, sangat tidak berarti.

8. Tidak pernah mempertanggung jawabkan penggunan Uang milik Rakyat Indonesia.
Sukarno tdk pernah mempertanggung jawabkan penggunaan Dana Revolusi, Sumbangan Emas dari kerajaan-kerajaan diseantero Nusantara (57.000 ton emas). Semuanya habis tanpa pernah dipertanggung jawabkan peruntukannya.

9. Sukarno Tega membungkam Rakyat yg menolak keinginan Pribadinya.

Demi memuaskan keinginan Pribadinya, Sukarno tega memenjarakan rakyatnya sendiri seperti Dr Suwondo suaminya Hartini, memenjarakan Mayor Shakir tunangan Haryatie, memenjarakan Koes Bersaudara demi memanjakan anak tersayang dll. Peristiwa tadi bukanlah merupakan kebijakan Pemerintah seperti yg diamanatkan UUD45
----000---
----000---